Terjebak Kesibukan

Waktu luang adalah tanda prestise. Sekarang gagasan itu telah diputarbalikkan dengan kesibukan adalah simbol status baru. Orang sibuk dianggap penting dan mengesankan, dan karyawan diberi penghargaan karena menunjukkan betapa "kerasnya" mereka bekerja. Pemikiran seperti itu sesat (Adam W, Beware a culture of busyness, HBR,2023).
Dalam Psikologi orang yang sibuk agar tidak terlihat malas dan melakukan kegiatan hanya formalitas belaka terkena bias action yang merupakan salah satu bias kognitif. Bias action merupakan hasil penelitian Bar Ali terhadap 286 penjaga gawang professional saat penalti. Kiper bergerak ke kanan ke kiri agar terlihat berusaha daripada berdiam diri (malas).
5 pendekatan ini dapat digunakan pimpinan agar tidak terjebak kesibukan, yakni 1. Beri hadiah bagi yang berkinerja, 2. Miliki skala prioritas kegiatan, mana yang utama dan bukan, 3. Dorong pegawai cuti, 4. Role model pemimpin dengan mengambil cuti, dan 5. Bangun sistem yang fleksibel.

Diterbitkan pada dan ditulis oleh Irkham Senandika