“Pada Ramadhan ini, Apakah Anda ingin taqwa?”, tanya motivator. Semua peserta menjawab,”ya”. Kemudian, Motivator menjelaskan keutamaan-keutamaan Ramadhan dan taqwa akan diperoleh.
Motivator tersebut bagus, optimis dan berpikir positif. Namun, saat peserta kembali ke rumah motivasinya melemah karena realisasinya tidak seindah yang dikatakan motivator.
Berpikir positif itu baik. Namun ada buku yang meninjau kembali berpikir positif dari Gabriel Oettingen. Berpikir positif berhenti pada wish dan output. Realisasinya ada obstacle (tantangan/duri) yang harus dilaluidilalui dan terakhir performance (taqwa).
Begitu juga shaum Ramadhan. Tujuan shaum Ramadhan diharapkan taqwa. Namun untuk menuju taqwa ada tantangan/duri, seperti makanan, pakaian, rumah diperindah, menu lebaran, dan duri lainnya.
Tantangan-tantangan tersebut yang mubah sering kali membelokkan fokus kita kepada tujuan shaum Ramadhan yakni taqwa. Begitulah perjalanan Ramadhan, selalu ada tantangan menuju taqwa.
Perjalanan Ramadhan
Diterbitkan pada dan ditulis oleh Irkham Senandika